Senin, 01 April 2013


KULIAH SAMBIL KERJA

Tugas tulisan ini mengingatkan saya akan ucapan guru mengaji saya dulu ketika masih SD. Beliau mengatakan bahwa seseorang yang telah berkenalan dengan ilmu akan terus haus untuk menekuni dan mendalam ilmu tersebut sehingga tidak heran seseorang ingin terus bersekolah melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Beliau pun menambahkan bahwa ilmu itu adalah cahaya bagi yang mempelajarinya, sehingga orang yang berilmu selalu berpikiran terang dalam menjalani hidup. Jujur pada saat itu saya sangat tidak setuju. Mengapa ada manusia yang mau bersusah payah bangun pagi ke sekolah/kuliah. Mengeluarkan uang untuk iuran dan mau ditumpahi omelan-omelan pendidik hanya untuk ilmu?. Tetapi dengan seiring bertambahnya pengalaman hidup, saya baru bisa memahami ucapan guru saya. Saat ini saya di posisi dimana saya benar-benar haus akan ilmu. Oleh karena kehausan akan ilmu saya bertekad melanjutkan kuliah ke tingkat sarjana.
Melanjutkan kuliah benar-benar saya persiapkan dengan berpikir apakah saya sanggup menjalani dua rutinitas berat sekaligus, yaitu bekerja dan kuliah?. Saya banyak bertanya kepada senior yang bekerja sambil kuliah. Rata-rata mereka menyarankan agar saya lebih baik cepat kuliah sebelum saya menikah. Dengan ucapan basmalah saya melangkahkan kaki untuk mendaftarkan diri ke salah satu universitas swasta yang tidak jauh dari tempat kerja. Karena saya ikut kelas malam cukup memudahkan dalam proses penerimaan mahasiswa baru sebab dibebaskan dari kehadiran masa orientasi.
Semester awal saya rasa cukup tidak banyak kendala dirasa. Saya datang tepat waktu dan cukup mampu memahami materi yang diberikan dosen pengajar. Namun masalah mulai timbul pada saat pratikum yang dilakukan pada hari minggu. Wah..saya harus rela melepas jadwal pasien pada hari minggu untuk ikut pratikum. Sebagian orang memposisikan hari minggu sebagai hari libur tanpa masalah pekerjaan, tetapi bagi saya hari minggu adalah hari tambahan untuk saya memperoleh rezeki tambahan dengan melakukan home visit terhadap pasien terapi saya. Belum lagi jadwal ujian utama juga dilakukan pada pagi atau siang hari yang seharusnya waktu saya bekerja. Dengan kebijakan kampus tersebut, saya jadi sering meminta izin untuk tidak bekerja. Sungguh ini mengganggu produktifitas saya.
Bekerja dan kuliah tidak sesimple bayangan. Menurut saya seseorang yang ingin memutuskan untuk menjalani dua peran sekaligus harus memiliki mental baja terutama jika memilih kampus yang ternyata tidak terlalu mendukung aktivitas mahasiswanya yang bekerja. Berikut saya sertakan beberapa tips yang saya rasa perlu dipertimbangkan.
1.      Survey
Sesekali luangkanlah waktu melihat langsung gedung dan suasana kampus yang ingin di tuju. Website seringkali tidak menyajikan secara lengkap keadaan sebernanrnya kampus. Perhatikan segala fasilitas dan pelayanan khusus mahasiswa yang bekerja. Banyak kampus menyediakan kuliah malam tetapi tidak dibarengi dengan pusat informasi pelayanan mahasiswa malam. Pelayanan mahasiswa hanya di buka pada pagi hingga siang hari, sehingga mahasiswa malam banyak terlantar dan harus berbesar hati “izin” untuk mendapat informasi yang hanya dibuka jam pagi-sore.
2.      Bertanya pada orang yang tepat
Pelayanan mahasiswa baru yang disediakan setiap universitas untuk member informasi pendaftaran, fasilitas dsb, acap kali tidak menyediakan secara spesifik apa saja yang akan dihadapi calon mahasiswa pekerja saat kuliah nanti. Bertanyalah kepada mahasiswa semester lanjut yang sedang ada di lingkungan kampus. Biasanya mereka akan member informasi plus dan minus keadaan kampus berdasarkan pengalaman mereka.
3.      Teman sepenanggungan
Maksudnya adalah memiliki teman yang sama ingin kuliah ditempat yang sama. Teman akan membantu kita agar lebih mudah beradaptasi dan tidak merasa sendiri berbagi suka-duka hidup kuliah dan bekerja.
4.      Biaya ekstra
Kuliah tidaklah murah terlebih memilih program malam yang biayanya lebih besar dari program regular. Pintar dan bijak memilah dan memilih kebutuhan dan keinginan serta cermat mempersentasekan keuangan terhadap keperluan-keperluan. Carilah beasiswa di tempat anda bekerja untuk membantu pembiayaan kuliah.
Meningkatkan pengetahuan dengan melanjutkan jenjang pendidikan sangatlah bijak dilakukan. Tetapi akan lebih baik jika dipersiapkan sebelum hal tersebut terlaksana. Karena dengan menjalani dua peran besar sebagai pekerja dan mahasiswa tidaklah semudah membalik telapak tangan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar