Minggu, 14 April 2013

Tren Ibu-Ibu di Jalan Raya




 
Pesatnya teknologi menghadirkan kendaraan roda dua bertransisi automatic atau tren di sebut motor matik. Motor matik kini menjadi primadona di masyarakat di karenakan kemudahan dan kenyamanan dibandingkan dengan motor bertransisi manual. Bukan hanya kalangan pria, wanita pun menjadi pemakai motor matik baik untuk kepentingan transportasi pribadi untuk kerja atau kuliah bahkan sekedar berbelaja harian di lingkungan perumahan. Tak heran jika kita sekarang sering melihat ibu-ibu yang berkendaraan motor di jalan raya atau di jalan kecil seperti jalan di perumahan.
Pemakaian motor matik pada awalnya diperuntukan untuk perempuan yang aktif berpergian dari suatu tempat ke tempat lain. Hanya saja perempuan di jalan raya baik itu perempuan muda atau ibu-ibu rumah tangga seringkali mengabaikan keamanan berkendara sehingga banyak terjadi kecelakaan lalu lintas. Kelalaian tersebut diantaranya tidak memakai helm dengan alasan panas, rambut atau kerudung bisa berantakan, tidak memiliki SIM, membawa anak saat berkendara, membawa tas di bahu dll. Semua kelalaian tersebut tidak hanya mencelakaan si pengendara, tetapi akan bisa berdampak lebih buruk terhadap pengendara lain bahkan penumpang.
Penulis memerhatikan ibu-ibu cenderung lebih arogan saat berkendara di jalan raya. Contoh konkretnya adalah saat akan berbelok ke kiri/kanan tidak menyalakan lampu sein atau berkendara santai di jalur cepat. Afeknya ketika di tegur pengendara lain, ibu-ibu lebih emosional dan berbalik marah kepada si penegur. Banyak juga ibu-ibu yang membonceng anaknya di depan pas dengan space antara jok dan stang motor matik. Anak-anak tersebut rentan mengalami trauma kepala jika terjadi pengereman mendadak akibat tersebentur body stang motor yang keras.
www.indonesia.go.id dalam situsnya menyatakan bahwa 30.000 kecelakaan yang terjadi setiap tahunnya, lebih dari setengahnya melibatkan kendaraan bermotor. Untuk menekan angka tersebut, baiknya adanya kesadaran pada si pengendara untuk tertib dan mendisiplikan diri menerapkan safety riding terutama perempuan. Kesadaran lebih besar perannya dibanding dengan tindakan langsung oleh polentas. Faktor intern yang timbul tersebut tidak hanya menyelamatkan pengendara tetapi juga berjuta-juta nyawa pengendara lain atau pemakai jalan lain seperti pejalan kaki dll. Jalan raya bukanlah tempat yang tepat untuk meminta pengertian ladies first perempuan pun sangat mutlak memiliki kesadaran berkendara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar