Pesatnya teknologi menghadirkan
kendaraan roda dua bertransisi automatic atau tren di sebut motor matik. Motor
matik kini menjadi primadona di masyarakat di karenakan kemudahan dan
kenyamanan dibandingkan dengan motor bertransisi manual. Bukan hanya kalangan
pria, wanita pun menjadi pemakai motor matik baik untuk kepentingan
transportasi pribadi untuk kerja atau kuliah bahkan sekedar berbelaja harian di
lingkungan perumahan. Tak heran jika kita sekarang sering melihat ibu-ibu yang
berkendaraan motor di jalan raya atau di jalan kecil seperti jalan di
perumahan.
Pemakaian motor matik pada awalnya
diperuntukan untuk perempuan yang aktif berpergian dari suatu tempat ke tempat
lain. Hanya saja perempuan di jalan raya baik itu perempuan muda atau ibu-ibu
rumah tangga seringkali mengabaikan keamanan berkendara sehingga banyak terjadi
kecelakaan lalu lintas. Kelalaian tersebut diantaranya tidak memakai helm
dengan alasan panas, rambut atau kerudung bisa berantakan, tidak memiliki SIM,
membawa anak saat berkendara, membawa tas di bahu dll. Semua kelalaian tersebut
tidak hanya mencelakaan si pengendara, tetapi akan bisa berdampak lebih buruk
terhadap pengendara lain bahkan penumpang.
Penulis memerhatikan ibu-ibu cenderung
lebih arogan saat berkendara di jalan raya. Contoh konkretnya adalah saat akan
berbelok ke kiri/kanan tidak menyalakan lampu sein atau berkendara santai di
jalur cepat. Afeknya ketika di tegur pengendara lain, ibu-ibu lebih emosional
dan berbalik marah kepada si penegur. Banyak juga ibu-ibu yang membonceng
anaknya di depan pas dengan space
antara jok dan stang motor matik. Anak-anak tersebut rentan mengalami trauma
kepala jika terjadi pengereman mendadak akibat tersebentur body stang motor
yang keras.
www.indonesia.go.id
dalam situsnya menyatakan bahwa 30.000 kecelakaan yang terjadi setiap tahunnya,
lebih dari setengahnya melibatkan kendaraan bermotor. Untuk menekan angka
tersebut, baiknya adanya kesadaran pada si pengendara untuk tertib dan
mendisiplikan diri menerapkan safety
riding terutama perempuan. Kesadaran lebih besar perannya dibanding dengan
tindakan langsung oleh polentas. Faktor intern yang timbul tersebut tidak hanya
menyelamatkan pengendara tetapi juga berjuta-juta nyawa pengendara lain atau
pemakai jalan lain seperti pejalan kaki dll. Jalan raya bukanlah tempat yang
tepat untuk meminta pengertian ladies
first perempuan pun sangat mutlak memiliki kesadaran berkendara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar